Mendengar kata "Kijingan" konotasi sebagian orang adalah pemakaman. Bagaimana tidak, Kijingan dalam istilah bahasa jawa berasal dari kata dasar "Kijing" yang berarti batu nisan.Terdengar sedikit ngeri seperti halnya perjalan mancing kami kelokasi yang kebetulan memiliki nama sama dengan istilah ini (Atau memang penduduk sekitar sengaja menamai lokasi ini karena muatan historikal tersendiri)
Awal perjalanan, kami sudah dihadapkan oleh trek jalan kaki yang melelahkan. Setelah sampai dibibir lautan sejenak kami terhenti oleh tebing curam menghadang seakan jalan buntu yang mustahil dilalui. Belum sempat pertanyaan kami lontarkan seketika porter berucap seolah mengerti keraguan yang muncul dalam hati: .."Lha ya benar itu mas..kita turun lewat jalan ini !"..sambil menunjuk kebawah jalan terjal sedikit sisa jejak kaki. Perlahan kami meletakan tapak kaki menuruni tebing curam sesekali mendongok keatas mengalihkan rasa ngeri.
Misal boleh saya mengibaratkan dengan serangkaian ujian, ujian kedua telah berhasil dilalui. Tantangan ketiga keseimbangan badan koordinasi tangan dan kaki. Sampai didasar tebing dua bilah bambu diletakkan sarana titian menuju kesebuah batu. Pelan tapi pasti satu persatu kami lalui dengan bantuan tangan meraih satu bambu diletakan tanpa tali sebagai tumpuan keseimbangan. Rasa sedikit lega ketika kaki telah berada diujung batu. Tantangan belum berhenti, didepan terlihat bentangan tali terhubung kesebuah pulau dengan kotak kayu diatasnya. "Wah, podo neng Pulau Kalong iki Lek !"..Gandulan meneh !"..Ya, mungkin ini ujian keempat sekaligus kami anggap yang terberat
Hari menjelang sore ketika tangan-tangan kami mulai meraih tali. Tali terasa sedikit rapuh sempat menciutkan nyali. Namun dengan ketetapan hati satu persatu kami mulai meluncur diatas kotak kayu dengan mesin pengerak ayunan tangan berbahan bakar nasi. Jarak yang dilalui lumayan membuat pegal tangan dan sesekali terpaan angin kencang memaksa sejenak berhenti untuk kembali menyeimbangkan irama gerakan tangan.Tiba diujung batu (tepatnya sebuah pulau kecil) kami istirahatkan sejenak tubuh dan satu lagi tantangan terlampaui apakah ini menjadi rintangan terakhir? Jawabnya tidak!. Ada satu lagi ujian yang harus dilalui.
Dua batang bambu panjang diletakan menghubungkan dua pulau batu. Satu batang lagi diletakan diatas tancapan potongan kayu sarana penyeimbang pegangan tangan. Rintangan akhir terlampaui, sampailah kesuatu pulau harapan. Harapan akan ganasnya ikan pemangsa! Ya inilah pulau Kijingan yang terletak diwilayah barat pantai Ngungap. Spot yang masih menjanjikan walaupun trip pertama kami tanpa sambaran ikan. Setidaknya dari karakter banyaknya bebatuan kami yakin segerombolan ikan monster masih mendiyami pulau ini.