Sabtu, 21 Januari 2012

SPOT SIRAT Terminalnya orang mancing


   Bagi seorang pemancing saat tertentu mengikuti kata hati itu diperlukan satidaknya saya pribadi dalam mentukan spot mana yang akan dituju selalu mengikuti kata hati analogi serderhana karena lokasi yang sesuai dengan harapan akan membuat kita bersemangat mendapatkan ikan. Ternyata dalil ini tidak berlaku untuk trip mancing kali ini. Rencana awal tim, spot yang akan dituju adalah Pantai Kepek pada akhirnya tim berubah pikiran menuju Pantai Sirat kalau boleh saya menyebut terminalnya orang mancing.
      Awal cerita, tim berangkat kurang lebih jam 15.00 sore lebih awal dari biasa karena spot yang akan kita tuju adalah pantai yang kebetulan seluruh tim sama sekali belum pernah kesana. Berbekal informasi minim kami mulai menelusuri jalan Wonosari - Panggang dangan masih menyisakan tanya. hanya satu kunci jawab "Pokoke engko dalan arep tekan Sirat, ono gubuk terakhir kiri jalan terus mblusuk mlebu ngiwo"..dan memang benar setelah kami sampai digubuk yang dimaksud,awal perjalanan dimulai. Diawali dengan menelusuri dataran landai terus naik gunung, turun gunung, naik lagi,turun lagi, kesasar nanya orang,naik lagi, turun gunung lagi...singkat cerita setelah tinggal separoh nafas akhirnya sampai juga dilokasi. Namun apa yang dibayangkan ternyata tidak sesuai dengan kenyataan lokasi yang kami temui ( benar Kepek atau bukan! ) tebingnya terlalu tinggi terlalu sulit untuk menaikan ikan menggunakan jangkar. Bibir tebing bebatuan rapuh diselimuti rumput licin tentusaja berbahaya pada saat kami bertarung melawan ikan. Setelah berdiskusi sebentar akhirnya tim memutuskan pindah lokasi ! "Terus kemana? tiada pilihan lain kecuali pantai Sirat demikian tim memutuskan pada saat itu. Wah, saraf otak yang memberikan sinyal ke sensor motorik tubuh serasa menegang kembali membayangkan mengulang kembali perjalanan berliku yang baru saja dilalui dengan jeda istirahat menit bila dihitung tidak menghabiskan sepuluh jari.
     Singkat cerita, akhirnya tim tiba dipantai Sirat pantai yang bagi saya pribadi dan mungkin pemancing karang lainya serasa rumah kedua. Disaat anggota tim sibuk menyiapkan peralatan mancing saya lebih sibuk menyiapkan tenda karena tubuh serasa butuh rubuh. Bagai daging tanpa tulang tubuh langsung lunglai berbanding lurus dengan semangat mancingku yang saat itu tak tegak.Ya..mungkin malam ini lebih banyak waktu tersita didalam tenda ditambah badai angin yang menyulitkan saat melempar umpan.tak terasa saat ketika mata terbuka hanya hitam gelap malam sekejap terpejam dan kembali terbuka langit sudah berubah warna terang pagi. Tidur yang lumayan nyaman! bergegas kusiapkan pancingku karena segarnya udara pagi mempompa kembali semangat memancingku.
     Kurang lebih jam 5 pagi joran-joran kami tancapkan kembali. Udara segar pagi perlahan masuk ke pori mengisyaratkan dinginya pagi. Wedang!..Wedang!...Wedang!..terdengar teriakan dari dalam tenda menawarkan kehangatan. Secangkir teh tubruk serasa nikmat mengalir ke tubuh yang masih agak penat. Tak terasa 1 jam berlalu tanpa ada gerakan joran sambaran ikan. Ketika beberapa saat kuganti kembali umpanku tiba-tiba hujan turun yang mengiring kembali kami kedalam tenda. Didalam tenda kami kembali berkumpul sambil sesekali melirikkan mata mengamati gerakan joran. Tiba-tiba terlihat satu joran melengkung tajam yang serempak membuat kami berdiri dan berlari. Strike!! tampak joran terus melungkung terlepas dari dudukan dan terlempar kedepan. beruntung dalam pososi joran tergeletak dibibir tebing tuas ril masih terkait dibebatuan sehingga joran tidak terlempar kelautan. Segera kami raih joran kencangkan drag dan, Pompa!..Pompa!..ternyata perlawanan ikan tidak berasa liar dan kuat. apakah ini pertanda ikan tidak terlalu besar, dan ternyata benar..setelah diturunkan dan angkat jangkar baby GT terlihat muncul kepermukaan. Dalam hati saya berkata, untung hanya baby GT! misal Mbah-nya GT pasti satu set pancing melayang ditelan dalamnya lautan.
     Masih dalam kondisi adrenalin meninggi kembali kami bergantian melempar umpan dan luar biasa berkali-kali umpan disambar ikan sepertinya rombongan pemangsa bergerak kelaparan menuju tepi lautan.
Sekali lagi, Strike!! Tampaknya kali ini ikan monster memakan umpan ditandai dengan liar dan kuatnya tarikan mengarah ketengah lautan.Caru!..Caru! (sebutan masyarakat sekitar untuk GT) Jangkar diturunkan dan dinaikan, Wow. GT besar berhasil kami naikkan.!
     Hari menjelang siang ketika kami memutuskan untuk pulang. Barang-barang kami kemas tenda kami ringkas dan dalam perjalanan pulang kuputar kembali ingatan. Mengingkari kata hati ternyata tidak selamanya merugi atau mungkin kata hati berbeda dengan suara hati? Walahualam...!







Tidak ada komentar:

Posting Komentar